ASKEB III PELAYANAN NIFAS
PELAYANAN NIFAS
Pelayanan
Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas
diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu
maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam pertama. Masa neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi,
dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan
60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
Bidan
dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu
kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam
proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan
tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas,
serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi dan KB. Dengan pemantauan melekat dan asuhan
pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ibu.
Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan pada ibu nifas dirumah
2. Untuk mengetahui kunjungan pada ibu nifas dirumah
3. Untuk mengetahui penyuluhan pada masa nifas
KUNJUNGAN RUMAH
Jadwal Kunjungan Rumah
Kunjungan
rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk pemeriksaan
postpartum lanjutan. Apa pun sumbernya, kunjungan rumah direncanakan
untuk bekerjasama dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan.
Pada program yang terdahulu, kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam
setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari
ke tiga setelah pulan kerumah. Kunjungan berikutnya direncanakan di
sepanjang minggu pertama jika diperlukan.
Semakin
meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas (sekitar
60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang lebih baru
mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling
sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada masa
nifas adalah:
A. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
· Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
· Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
· Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
· Pemberian ASI awal.
· Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
· Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.
· Jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu
dan bayi dalam keadaan stabil.
B. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
· Memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada
bau.
· Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
· Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
· Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
· Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
C. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu :
· Memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada
bau.
· Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
· Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
· Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda- tanda penyulit.
· Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
D. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
· Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.
· Memberikan konseling KB secara dini.
Suatu
kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak kemajuan apabila
direncanakan dan diorganisasi dengan baik. Bidan perlu meninjau kembali
catatan kesehatan ibu, rencana pengajaran, dan catatan lain yang bisa
digunakan sebagai dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian
perawatan lanjutan yang diberikan. Setelah kunjungan tersebut
direncanakan, bidan harus mengumpulkan semua peralatan yang diperlukan,
materi instruksi, dan keterangan yang dapat diberikan keluarga yang akan
dikunjungi.
Perencanaan Kunjungan Rumah
Perencanaan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
a. Merencanakan waktu kunjungan rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai.
e. Menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
f. Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.
g. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien.
h. Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
i. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
j. Keamanan
harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa
menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien.
Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan
rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat
bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam
lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber
yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan
sekitar. Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran
atau konseling kesehatan. Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk
mengidentifikasi penyesuaian fisik dan psikologis yang rumit.
Selain keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut :
1. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
2. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
3. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu.
ASUHAN LANJUTAN MASA NIFAS DI RUMAH
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Setelah
melahirkan plasenta, tubuh ibu biasanya mulai sembuh dari persalinan.
Bayi mulai bernafas secara normal dan mulai mempertahankan dirinya agar
tetap hangat.
Bidan
sebaiknya tetap tinggal selama beberapa jam setelah melahirkan untuk
memastikan ibu dan bayinya sehat, dan membantu keluarga baru ini makan
dan beristirahat.
Di
hari-hari pertama dan minggu-minggu pertama setelah melahirkan, tubuh
ibu akan mulai sembuh. Rahimnya akan mengecil lagi dan berhenti
berdarah. ASI akan keluar dari payudaranya. Bayi akan belajar menyusu
secara normal dan mulai mendapat pertambahan berat badan. Pada saat itu,
ibu dan bayi masih memerlukan perawatan bidan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :
1. Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu
Periksalah
suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur minimal
sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan.
2. Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
Bantulah
ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas tidur yang udah
kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah dengan lembut, gunakan air bersih dan kain steril.
Cucilah
alat kelamin dari atas ke bawah menjahui vagina. Berhati-hatilah untuk
tidak membawa apapun naik ke atas dari anus menuju vagina, karena bahkan
sepotong kecil feses yang kasat mata bisa menyebabkan infeksi serius.
3. Mencegah Perdarahan Hebat
Setelah
melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan yang sama
banyaknya ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah yang keluar
mestinya juga harus tampak seperti darah menstruasi yang berwarna tua
dan gelap, atau agak merah muda. Darah merembes kecil-keci saat rahim
berkontraksi, atau ketika batuk, bergerak, atau berdiri.
Perdarahan
yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk memeriksa muncul
tidaknya perdarahan hebat beberapa jam setelah melahirkan, coba lakukan
hal-hal berikut ini :
· Rasakan
rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi. Periksalah segera setelah
plasentanya lahir. Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit selama 1
jam. Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30 menit. Jika
rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagaimana mestinya.
· Periksa
popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah, jika
mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu
berlebihan.
· Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan adanya tanda-tanda syok.
4. Memeriksa Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya
Kenakan
sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek atau tidaknya alat
kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah serviksnya sudah
menutup (turun menuju bukaan vagina).
a. Jika Ibu Memiliki Robekan
Mintalah
ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki
disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya
secara teratur. Untuk sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan
disarankan agar memakan makanan yang bergizi.
b. Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina
Terkadang
rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan
hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini
yang terjadi bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit dalam
vaginanya yang disebut hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali
membengkak berwarna gelap, lembut, dan lunak.
Meskipun
hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat
besar. Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain
steril selama 30 menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu
memiliki tanda-tanda syok, segera minta bantuan medis agar luka bisa
terbuka dan darah yang terjebak di dalamnya bisa keluar.
c. Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
Jika
bisa terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan
besar rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya,
karena serviks biasanya akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa
hari. Anda mungkin bisa mendorong rahim dengan tangan bersarung.
Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar lebih tinggi dari kepala.
d. Bantu Ibu Buang Air
Hendaknya
buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama
persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya
dilakukan katerisasi.
Buang
air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat
diberikan obat laksatif peroral atau perektal. Jika masih belum bisa
juga dilakukan klisma.
e. Bantu Ibu Makan dan Minum
Sebagian
besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi mereka untuk
bisa menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan. Jus buah sangat
baik karena akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk segera makan dan
banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus bermutu, bergizi, dan
cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
5. Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya
Hal-hal yang harus dilakukan untuka membantu meningkatkan perasaan ibu terhadap bayinya adalah sebagai berikut :
a. Berikan Dukungan Emosional
Sangat
penting untuk memberikan ibu dukungan emosional. Kebiasaan dan ritual
menghormati ibu atau merayakan kelahiran adalah salah satu cara untuk
mengakui keberhasilan ibu dalam persalinan.
Kebanyakan
wanita merasakan emosi-emosi yang kuat setelah melahirkan. Ini adalah
hal yang normal. Beberapa wanita merasakan sedih dan khawatir selama
beberapa hari, minggu, atau bulan. Ketika hal
ini
terjadi, bantulah dia dengan mendengarkan keluh kesahnya tentang
perasaannya itu, dan menjelaskan bahwa perasaan seperti seperti itu umum
terjadi.
Jika
perasaan sedih ini sangat kuat, hal ini disebut depresi. Dalam kondisi
seperti ini, bisa jadi sulit bagi wanita untuk merawat dirinya atau
bayinya. Wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan memerlukan
bantuan segera. Dia memerlukan bantuan untuk merawat rumah dan keluarganya,
dan memerlukan bantuan untuk menghentikan perasaan-perasaan gundahnya.
Wanita yang memiliki perasaan seperti ini setelah melahirkan akan
rentang untuk mengalaminya lagi dalam persalinan berikutnya.
b. Ibu Tidak Tertarik Kepada Bayinya
Beberapa
ibu tidak merasa nyaman dengan bayi baru mereka. Ada beberapa alasan
yang menyebabkannya. Bisa jadi ibu sangat lelah, sakit, dan mengalami
perdarahan hebat. Bisa juga dia tidak menginginkan bayi itu, atau
khawatir tidak bisa merawatnya, sehingga mengalami depresi. Maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Periksa tanda-tanda bagi kehilangan darah atau infeksi.
2. Membicarakan
dengan ibu tentang perasaan-perasaannya atau mungkin lebih baik
meninggalkannya sendirian dan mengamatinya dari jauh sambil menunggu.
3. Jika
ibu merasa depresi, atau dia pernah depresi setelah persalinan dahulu,
bicaralah pada keluarganya untuk memberinya perhatian dan dukungan
ekstra pada minggu-minggu berikutnya.
4. Pastikan seseorang dalam keluarganya membantu merawat bayi tersebut.
6. Perhatikan Gejala Infeksi Pada Ibu
Suhu
tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih tinggi daripada
suhu normal, khususnya jika cuaca hari itu sangat panas. Namun, jika ibu
merasa sakit, terserang demam, atau denyut nadinya cepat, atau dia
merasa perih saat kandungannya disentuh, bisa jadi dia terkena infeksi.
Infeksi seperti ini biasanya terjadi jika air ketuban pecah lebih awal
sebelum persalinan dimulai, atau jika persalinan terlalu lama, atau dia
merasa kelelahan saat merasa persalinan.
7. Bantu ibu menyusui
Menyusui
adalah cara terbaik bagi bagi ibu dan bayinya. Jika ibu merasa
kebingungan apakah dia ingin menyusui atau tidak, mintalah dia untuk
mencoba menyusui hanya untuk minggu-minggu atau bulan-bulan pertama.
Bahkan sedikit saja waktu untuk menyusui masih lebih baik daripada tidak
sama sekali. Pastikan ibu memahami jika dia menyusui bayinya, maka :
· Rahimnya akan lebih cepat pulih ke ukuran semula.
· Bayinya lebih tahan dari serangan diare atau penyakit lainnya.
· Ibu bisa menghemat pengeluaran uang karena susu formula jelas lebih mahal.
a. Perawatan Payudara (Mamae)
Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting
susu lemas, tidak keras dan keringsebagai persiapan untuk menyusui
bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara
berikut ini.
1. Balut mamae sampai tertekan.
2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel.
b. Laktasi
Untuk
menghadapi masa laktasi(menyusui) sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mamae berupa hal-hal berikut ini.
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah.
2. Keluaran ciran susu jolong dari duktus laktiferus disebut kolostrum, berwarna kuning putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
4. Setelah
persalinan, pengaruh supresi estrogeon dan progesteron hilang. Maka
timbul hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air
susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan miotel kelenjar
susu berkontraksi, sehingga air susu keluar. Produki akan banyak sesudah
2-3 hari pasca persalinan.
8. Berikan Waktu Berkumpul bagi Keluarga
Jika
ibu dan bayinya sehat, berikan mereka waktu sesaat untuk berduaan saja.
Orang tua baru memerlukan waktu satu sama lain dengan bayi mereka.
Mungkin mereka juga memerlukan sejumlah waktu pribadi sebentar untuk
berbincang-bincang, tertawa, menangis, berdoa, atau merayakannya dengan
suatu cara tertentu.
2.2.2. Asuhan Masa Nifas Pada Bayi
Setelah
lahir, ketika ibu dan bayinya sudah berada dalam kondisi stabil,
periksalah bayi dari ujung kepala sampai ujung kaki. Banyak masalah
kesehatan bisa dicegah atau disembuhkan. Bayi yang baru lahir mudah
terkena infeksi, karena itu apapun yang menyentuhnya haruslah sebersih
mungkin. Jika perlu, jangan terlalu cepat memandikan bayi karena akan
membuatnya merasa kedinginan, tunggulah setelah beberapa jam atau hari.
Hal-hal penting untuk memeriksa bayi yang baru lahir :
1. Penampilan Umum
Perhatikan beberapa penampilan bayi berikut ini :
a. Apakah bayinya kecil atau besar.
b. Apakah bayinya kurus atau gemuk.
c. Apakah lengan kaki, telapak kaki, tangan, tubuh, dan kepalanya terlihat memiliki ukuran yang normal.
d. Bayinya tegang atau rileks, aktif atau pendiam.
e. Dengarkan
suara tangisnya. Setiap tangisan bayi berbeda, namun suara tangisan
yang ganjil, meninggi atau tersendat-sendat bisa menjadi tanda dia
sakit.
f. Perhatikan apakah bayinya lemas, lemah, atau tidak sadar.
g. Jika bayi tampak lemah, bisa jadi bayi kekurangan kadar gula dalam darah.
2. Tanda-tanda Vital Bayi
a. Jumlah Tarikan Nafas Bayi
Jumlah
tarikan nafas bayi selama 1 menit penuh sambil mengamati perutnya naik
turun. Normal jika nafasnyamelambat atau cepat dari waktu ke waktu. Bayi
baru lahir bernafas 40-60 tarikan nafas dalam semenit saat dia
beristirahat
b. Detak Jantung Bayi
Detak
jantung bayi yang baru lahir normal berkisar antara 120-160 detak per
menit. Namun kadang-kadang detak jantung bayi melambat sampai 100 atau
secepat 180 detak per menit. Jika detak jantung bayi terlalu lambat,
kemungkinan bayi terkena infeksi. Jika terlalu lambat segera berikan
nafas bantuan.
c. Suhu Tubuh Bayi
Suhu
tubuh bayi yang sehat adalah sekitar 37ºC. Bayi yang suhu tubuhnya
36,5ºC atau kurang, bisa dihangatkan dengan cepat dekat kulit ibu
diantara dua buah dadanya. Jika bayi tidak hangat juga, gunakan botol
yang berisi air hangat yang dibungkus dengan kain.
3. Bantu Bayi agar Terus Menyusu
Bayi
mestinya disusui tiap beberapa jam, dari jam pertama setelah lahir
sampai seterusnya. Bayi yang cukup banyak menyusu dan sehat, akan banyak
buang air kecil dan buang air besar, tidak menunjukkan tanda-tanda
dehidrasi, serta mengalami pertambahan berat tubuh.
4. Merawat Tali Pusat
Untuk
mencegah sisa tali plasenta dari infeksi, maka tali pusat harus tetap
bersih dan kering. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a. Selalu cuci tangan sebelum mencuci plasenta.
b. Jika
tali plasenta kotor atau memiliki banyak darah kering, bersihkan dengan
alkohol 70% atau minuman alkohol dosis tinggi atau gentian violet. Bisa
juga menggunakan sabun dan air.
c. Jangan meletakkan benda apapun di atas tali plasenta.
Sisa
tali pusat biasanya jatuh sekitar 5-7 hari setelah lahir. Mungkin akan
keluar beberapa tetes darah atau lendir saat tali pusat terlepas. Ini
normal-normal saja. Namun, jika ternyata masih keluar banyak darah atau
muncul nanah, segera minta bantuan medis.
5. Perhatikan warna kulit bayi dan matanya
Banyak
bayi memiliki warna kuning di kulit atau di mata mereka selama beberapa
hari setelah lahir, hal ini disebut ikhterik dan juandice. Kelainan ini
juga biasa disebut masyarakat dengan sebutan penyakit kuning. Kelainan
ini disebabkan oleh substansi kuning yang disebut bilirubin
memenuhi
seluruh tubuh bayi. Normalnya tubuh bayi yang ibaru lahir menurunkan
kadar bilirubin selama beberapa hari, sehingga warna kuningnya
menghilang.
Sebaiknya
susuilah bayi sesering mungkin, dan bawa dia untuk berjemur di bawah
sinar matahari. Sinar matahari akan membantu tubuh menurunkan kadar
bilirubin. Jika cuacanya cukup hangat, lepaskan pakaian bayi, tutupi
matanya dan letakkan di bawah sinar matahari selama lima menit sekali
atau dua kali sehari. Jika terlalu lama atau terlalu sering, sinar
matahari bisa membakar kulit bayi.
PENYULUHAN MASA NIFAS
1. Nutrisi Ibu Menyusui
Pada
masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus, karena dengan
nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi
tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu
harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
a. Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
b. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) untuk memberi asupan vitamin A juga kepada bayinya, yaitu dengan melalui ASI-nya.
2. Kebersihan pada ibu dan bayinya
Kebersihan Ibu
Pada
masa nifas, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
dijaga. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan
diri ibu nifas sebagai berikut :
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan
ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan
bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih
dahulu, dari arah depan ke belakang kemudian membersihkan daerah sekitar
anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai
berkemih dan defekasi.
c. Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut(buatan sendiri)
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat dipakai ulang jika telah dicuci
dengan baik, dan dijemur atau disetrika
d. Sarankan ibu untukmencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ada luka episiotomy atau laserasi, sarankan ibu agar jangan menyentuh daerah luka.
Kebersihan Bayi
Kebersihan
kulit bayi perlu dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh
tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bahian-bagian seperti muka,
bokong, dan tali pusat perlu dibersuhkan secara teratur. Sebaiknya
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang bayi.
Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, setelah BAK popok bayi
harus segera diganti atau ganti pampers minimal 4-5 kali per hari.
3. Istirahat dan tidur
a. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi tidur.
c. Kurang
istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal (mengurangi produksi ASI,
memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak perdarahan,
memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri)
4. Latihan/ Senam Nifas
Senam
nifas bertujuan untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan dinding
perut yang sudah tidak indah lagi. Untuk itu beri penjelasan pada ibu
tentang beberapa hal berikut ini :
a. Diskusikan
pentingnya mengembalikan fungsi otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan otot perutnya menjadi kuat,
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu selama beberapa menit setiap hari sangat membantu.
· Dengan
tidur telentang dan lengan di samping, tarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu ke dada, tahan mulai hitungan 1
sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
· Untuk memperkuat otot tonus jalan lahir dan dasar panggul lakukanlah senam kegel.
c. Berdiri
dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan
sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
d. Mulai
mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan
jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan
ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
5. Pemberian ASI
Untuk
mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran
hijau, kacang–kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si
bayi masih dalam kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk
mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa perawatan dengan menggunakan
Baby Oil dan massage di sekitar payudara selama hamil juga dapat
membantu puting yang mendelep.
Selama
bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu juga sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya agar
produksi ASI semakin meningkat.
Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI:
· Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi,
· Minum susu madu
· Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari
· Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (Misalnya: sayur daun katuk dan bayam, sayur jantung pisang, sayur daun pepaya dll)
· Kacang-kacangan
juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya : kacang hijau atau kacang
goreng / rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu menyusui)
· Banyak makan buah-buahan yang mengandung air
· Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnya
· Tambahkan vitamin bila diperlukan
Ada
sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan
terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering
ASI dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi. Untuk memompa ASI,
sebaiknya langsung memassage payudara dengan menggunakan tangan kita
dari pada memompa dengan menggunakan alat, karena dengan menggunakan
tangan ASI akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang
di dapatkan pun akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan
dengan mengunakan alat pompa.
Tentang
puting terbenam, Ibu harus rajin memassage dengan menarik-narik puting
kearah luar menggunakan baby oil atau bisa juga dicoba dengan
menggunakan ‘spuit dibalik’, atau ‘sambungan puting’ yang banyak
tersedia di toko-toko bayi. Kalau sianak mengigit, ibu harus bersabar
mungkin karena posisi menyusui yang salah, atau mungkin karena sianak
kesulitan mencari puting. Jangan dipaksa apabila sianak tidak mau ASI,
karena pemaksaan dapat membuat trauma. Biasanya karena terlalu lama
menggunakan dot, sianak jadi malas kembali ke ASI, karena dengan bantuan
dot sianak tidak harus bersusah payah mencari puting, susu sudah dapat
keluar dengan sendirinya. Pada saat sianak tidak mau kembali ke ASI,
biasanya ini disebut juga sebagai ‘bingung puting’. Untuk mengatasi ini
diperlukan kesabaran, ketelatenan dan kasih sayang ibu terhadap anak.
6. Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Menggunakan bra/ BH yang menyokong payudara
c. Bila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Kegiatan menyusui tetap dilakukan mulai dari putting susu yang tidak lecet
d. Bila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e. Untuk hilangkan nyeri, dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
f. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1) Pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara, sehingga putting susu menjadi lunak
4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap, seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan.
5) Letakkan kaindingin pada payudara setelah menyusui
6) Payudara dikeringkan
7. Hubungan seksual
a. Secara
fisik, aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan,
inilah saat aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja
ibu siap.
b. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu. Misalnya,
setelah 40 hari / 6 minggu setelah persalinan. Keputusan mulainya
hubungan seksual bergantung pada pasangan yang persangkutan.
8. Keluarga berencana
a. Idealnya,
pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat
membantu merencanakan keluarganya dengan mengjarkan kepada mereka cara
mencegah kehamilan yang tidak di inginkan.
b. Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur atau ovulasi sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode
amenore laktasi dapat digunakan sebelum haid pertama kembali untuk
mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah sebesar 2%
terjadi kehamilan.
c. Terkait metode KB, hal berikut sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu pada ibu.
1) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
2) Kelebihan atau keuntungan
3) Kekurangan
4) Efek samping
5) Bagaimana menggunakan metode ini
6) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascapersalinan yang menyusui.
d. Jika
seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, sebaiknya
untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada
masalah bagi pasangan dan apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
9. Tanda-tanda bahaya
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah:
a. Demam tinggi melebihi 38°C
b. Perdarahan vagina luar biasa / tiba-tiba betambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa / bila memerlukan penggantian pembalut 2 x dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk.
c. Nyeri perut hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta ulu hati.
d. Sakit kepala parah/ terus menerus dan pandangan nanar/ masalah penglihatan.
e. Pembengkakan wajah, jari-jari atau tangan
f. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki
g. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
h. Putting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui
i. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
j. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
k. Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air kecil
l. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri-sendiri
m. Depresi Pada Masa Nifas.